Kreatifitas
masyarakat Raijua dalam bidang seni boleh dibilang lumayan, beberapa kali mereka menjadi juara umum dalam festival kesenian
Sabu yang berlangsung dua tahun sekali. Setiap kali festival mereka selalu menjadi tim favorit karena seni yang ditampilkannya
penuh perlambangan dan makna filosofis yang mendalam.
Pembinaan
kesenian di daerah ini, boleh dibilang cukup baik, perlombaan tarian daerah antar sekolah di tingkat SD dilaksanakan setiap
tahun.
Selain
tarian daerah seperti Ledo dan Pedo’a dan Pegedde, di daerah ini terdapat semacam teater tradisional
yang disebut “Namone Nawenni”. Kisah yang ditampilkan selalu menceritakan kehidupan dua orang kakak beradik
dengan bermacam-macam versi yang selalu disesuaikan dengna situasi dan kondisi tetapi kedua tokoh itu selalu identik dengan
kemalangan. Pembinaan kesenian melalui sanggar-sanggar seni juga amat menggembirakan di daerah ini. Apalagi sekarang ini muncul
suatu badan yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Raijua yang diberi nama ikatan adat Raijua. Pembinaan kebudayaan
selalu diarahkan untuk tidak dimodifikasi tetapi harus kembali pada keasliannya. Anggota dari badan ini terdiri dari kaum
terpelajar Raijua, para tua adat dan pemuka-pemuka masyarakat.